Pages

A. Pengertian Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran.
Pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua
orang disebut satuan baku.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku.
Panjang, massa dan waktu disebut besaran.
Satuan meter, kilogram, dan menit disebut satuan baku.
Pensil disebut satuan tidak baku.


B. Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu.
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok.


Besaran Pokok
No.
Besaran
Satuan
Simbol
1.
Panjang
Meter
m
2.
Massa
Kilogram
kg
3.
Waktu
Sekon
s
4.
Kuat arus listrik
Ampere
A
5.
Suhu
Kelvin
K
6.
Jumlah zat
Mole
mol
7.
Intensitas cahaya
Kandela
cd



Besaran yang dapat diukur dan memiliki satuan disebut besaran fisika. Misalnya
panjang, massa, waktu, suhu dan lain-lain.
Besaran yang tidak dapat diukur dan tidak memiliki satuan, merupakan sesuatu yang tidak termasuk besaran
fisika. Contoh yang tidak termasuk besaran fisika adalah sedih, senang, kesetiaan, dll.



Volume termasuk besaran turunan dan m3 merupakan satuan turunan. Contoh besaran turunan antara lain volume, luas, kecepatan, gaya, dll.

C. Sistem Internasional

Syarat satuan yang baik:
1) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena
     pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
2) bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
3) mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya

Pada tahun 1960 diresmikan satu sistem satuan yang dapat dipakai di
seluruh negara (Internasional). Sistem ini disebut Sistem Internasional (SI).
Satuan-satuan SI yang mempunyai syarat-syarat tersebut ditentukan dari
sistem MKS (Meter sebagai satuan besaran panjang, Kilogram sebagai
satuan besaran massa, Sekon sebagai satuan besaran waktu).

1. Standar untuk Satuan Pokok Panjang
Standar untuk satuan pokok panjang dalam SI adalah meter (m).
Satu meter standar sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa
(vakum) pada selang waktu 1/299 792 458 sekon.
Satuan panjang dapat diturunkan dari satu meter standar yang telah
ditentukan sebagai berikut :
a. 1 desimeter (dm) = 0,1 m = 10-1 m
b. 1 sentimeter (cm) = 0,01 m = 10-2 m
c. 1 milimeter (mm) = 0,001 m = 10-3 m
d. 1 dekameter (dam) = 10 m = 101 m
e. 1 hektometer (hm) = 100 m = 102 m
f. 1 kilometer (km) = 1000 m = 103 m



Masih terdapat satuan panjang selain yang telah ditetapkan menurut
SI, yaitu inci, yard dan kaki. Satuan ini dapat diubah ke satuan meter
sebagai berikut :
1 inci = 3,54 x 10 –2 m
1 yard = 91,44 x 10 –2 m
1 kaki = 30,48 x 10 –2 m

2. Standar untuk Satuan Pokok Massa
Standar untuk satuan pokok massa dalam SI adalah kilogram ( kg ).
Satu kilogram standar sama dengan massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran
platina-iridium. Massa standar disimpan di Sevres, Paris, Perancis. Massa
satu kilogram standar mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4 0 C. Di dalam
kehidupan sehari-hari sering terjadi salah kaprah dengan massa suatu
benda. Massa adalah kuantitas yang terkandung dalam suatu benda
Satuan massa dapat diturunkan dari satu kilogram standar yang
telah ditentukan sebagai berikut :
a. 1 ton = 1.000 kg = 103 kg
b. 1 kuintal = 100 kg = 102 kg
c. 1 hektogram (hg) = 1 ons = 0,1 kg = 10-1 kg
d. 1 dekagram (dag) = 0,01 kg = 10-2 kg
e. 1 gram (g) = 0,001 kg = 10-3 kg
f. 1 miligram (mg) = 0,000001 kg = 10-6 kg
g. 1 mikrogram (mg) = 0,000000001kg = 10-9 kg



3. Standar untuk Satuan Pokok Waktu
Standar untuk satuan pokok waktu dalam SI adalah sekon (s). Satu
sekon standar adalah waktu yang diperlukan oleh atom Cesium – 133 untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali. Dalam selang waktu 300 tahun hasil pengukuran
dengan menggunakan jam atom ini tidak akan bergeser lebih dari satu
sekon. Satuan waktu lain yang biasanya dipakai dalam kehidupan
sehari-hari antara lain : menit, jam, hari, minggu, bulan,tahun dan abad
1 menit = 60 sekon
1 jam = 60 menit = 3.600 sekon
1 hari = 24 jam = 1.440 menit = 86.400 sekon

D. Suhu dan Pengukurannya

Dalam kehidupan sehari-hari panas atau dingin biasa digunakan untuk
menjelaskan derajat suhu suatu benda. Suatu benda dikatakan panas,
berarti benda tersebut memiliki suhu yang tinggi. Demikian pula suatu
benda dikatakan dingin, berarti benda tersebut bersuhu rendah.
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.

1. Perasaan Kita Tidak dapat Menyatakan Suhu Suatu Benda Dengan Tepat
Perasaan kita tidak dapat menyatakan suhu suatu benda dengan tepat, juga karena jangkuan perasaan kita
terbatas. Oleh karena itu manusia menciptakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur suhu dan besarnya suhu dapat dilihat dari
angka yang ditunjukkan.

2. Termometer
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan
menyatakannya dengan angka disebut termometer.
Sebuah termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca berongga
yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa), dan bagian atas cairan
adalah ruang hampa udara.
Air yang dipanaskan Termometer dibuat berdasarkan prinsip
bahwa volume zat cair akan berubah apabila
dipanaskan atau didinginkan. Volume zat
cair akan bertambah apabila dipanaskan,
sedangkan apabila didinginkan volume zat
cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat
cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk
menentukan suhu suatu benda.

Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi termometer
ada dua macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah, ternyata zat cair
tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
a. Termometer air raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi
termometer, antara lain :
1) Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga
pengukurannya menjadi teliti.
2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku
pada suhu – 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
5) Volume air raksa berubah secara teratur.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki
beberapa kerugian, antara lain:
1) Air raksa harganya mahal.
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila
tabungnya pecah.

b. Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer,
antara lain :
1) Alkohol harganya murah.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata
alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik
beku alkohol –1300C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer,
antara lain :
1) Membasahi dinding kaca.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu
agar dapat dilihat.

Termometer air raksa banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya untuk mengukur panas badanmu digunakan termometer
demam. Sedangkan untuk mengukur suhu suatu ruangan digunakan
termometer dinding.

Jenis-jenis termometer, antara lain :

a. Termometer zat cair dalam gelas

Termometer ini biasanya digunakan
untuk mengukur temperatur pada
daerah batas pengukuran yang dipengaruhi
oleh jenis zat termometrik
yang berupa cairan dalam pipa kapiler.
Prinsip yang dipakai adalah zat cair
memuai apabila dipanaskan.

b. Termokopel

Termokopel terdiri dari dua
jenis logam yang dihubungkan
dan membentuk rangkaian
tertutup. Besarnya aliran listrik
pada kawat berubah sesuai dengan
perubahan suhu. Keun-tungan
termokopel terletak pada kecepatan
mencapai keseimbangan suhu
dengan sistem yang akan diukur.

c. Termometer hambatan listrik
Dasar kerja termometer ini
adalah hambatan listrik dari
logam akan bertambah apabila
suhu logam tersebut naik.

d. Termometer gas volume tetap

Termometer ini terdiri dari
bola yang berisi gas yang
dihubungkan dengan tabung
manometer. Prinsip kerjanya
adalah perubahan tekanan
suatu gas akibat perubahan
suhu bila volumenya tetap

3. Perbandingan Skala Termometer

Supaya suhu suatu benda dapat diukur dengan menggunakan
termometer hingga diketahui nilainya, maka dinding kaca termometer
diberi skala dengan cara menandai titik-titik tertentu pada kaca. Setelah
itu masing-masing titik tersebut diberi angka untuk menunjukkan
derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Langkah yang dipakai untuk menentukan skala suhu termometer
menurut Celsius, sebagai berikut:
a. Titik tetap bawah skala Celsius (00) menggunakan suhu air yang
sedang membeku (es).
b. Titik tetap atas (1000 ) menggunakan suhu air yang sedang mendidih
pada tekanan udara normal yaitu 1 atm.
c. Bagi jarak antara kedua titik tetap atas dan titik tetap bawah menjadi
bagian yang sama (100 bagian). Hal ini menunjukkan bahwa jarak
antara dua garis berurutan sama dengan 10C.

1) Termometer Celsius
Dibuat oleh Anders Celsius dari Swedia pada tahun 1701 - 1744.
• Titik tetap atas menggunakan air yang sedang mendidih (100 0C).
• Titik tetap bawah menggunakan air yang membeku atau es yang
sedang mencair (00 C).
• Perbandingan skalanya 100.
2) Termometer Reamur
Dibuat oleh Reamur dari Perancis pada tahun 1731.
• Titik tetap atas menggunakan air yang mendidih (800R).
• Titik tetap bawah menggunakan es yang mencair (00R).
• Perbandingan skalanya 80.
3) Termometer Fahrenheit
Dibuat oleh Daniel Gabriel Fahrenheit dari Jerman pada tahun 1986
- 1736
• Titik tetap atas menggunakan air mendidih (2120F).
• Titik tetap bawah menggunakan es mencair (00F).
• Perbandingan skalanya 180.
4) Termometer Kelvin
Dibuat oleh Kelvin dari Inggris pada tahun 1848-1954
• Titik tetap atas menggunakan air mendidih (373 K).
• Titik tetap bawah menggunakan es mencair (273 K).
• Perbandingan skalanya 100.
Hubungan antara Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin sebagai
berikut :
C : R : (F – 32) : K
5 : 4 : 9 : 5

E. Alat Ukur

1. Alat Ukur Panjang
Alat ukur panjang yang biasa dipakai antara lain mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup.
a. Mistar

Terdapat berbagai jenis mistar sesuai dengan skalanya di sekitar kita. Mistar dengan skala terkecil 1 mm
disebut mistar berskala mm. Mistar dengan
skala terkecil cm disebut mistar berskala
cm. Mistar mempunyai tingkat ketelitian
1 mm atau 0,1 cm.
Pembacaan skala pada mistar
dilakukan dengan kedudukan
mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca.

b. Jangka Sorong

Jangka sorong mempunyai nonius atau vernier, yaitu skala yang
mempunyai panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama.
Perbedaan satu bagian skala nonius dengan satu skala utama adalah
0,1 mm, sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah sebesar
0,1 mm.
Bagian penting yang terdapat pada jangka sorong adalah:
1) Rahang tetap yang memiliki skala utama.
2) Rahang sorong (dapat digeser-geser) yang memiliki skala nonius.
Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur panjang suatu
benda, garis tengah bagian luar tabung, diameter bola, garis tengah
bagian dalam tabung, dan dalamnya tabung.

c. Mikrometer Sekrup

Alat ukur panjang ini memiliki
tingkat ketelitian yang
paling tinggi yaitu sebesar
0,01 mm. Mikrometer sekrup biasa
digunakan untuk me-ngukur
benda yang sangat tipis, misalnya
tebal kertas.
Cara kerja mikrometer
sekrup adalah jika selubung
luar dengan skala 50 diputar
satu kali maka rahang
geser dan selubung akan bergerak maju atau mundur. Jarak maju
mundurnya rahang geser sejauh 0,5 mm/50 menghasilkan tingkat
ketelitian 0,01 mm.

2. Alat Ukur Massa




Alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berbagai
jenis neraca yang biasa digunakan adalah neraca batang antara lain:
neraca sama lengan, neraca tiga lengan (O’hauss – 2610 dapat mengukur
massa sampai 2.610 kg dengan ketelitian 0,1 gram ), neraca empat lengan
(O’hauss – 311 dapat mengukur massa sampai 310 gram dengan
ketelitian 0,01 gram).

3. Alat Ukur Waktu


Alat ukur waktu yang biasa
dipakai adalah jam atau stopwacth.
Misalkan kita mengukur selang
waktu pelari 100 m menggunakan
stopwatch dengan cara menekan
tombol start dan menekan tombol
stop pada saat finish. Kemudian
kita baca waktu yang diperlukan
pada stopwatch, misalnya 75,5
sekon. Stopwatch mekanis memiliki
ketelitian 0,1 sekon, stopwatch
elektronik memiliki ketelitian 0,001
sekon, sedangkan arloji atau jam
tangan mempunyai tingkat ketelitian
1 sekon.

F. Pengukuran Besaran Turunan

Terdapat beberapa besaran turunan yang dapat kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari antara lain : luas, volume, kecepatan dll. Bagaimana
kamu dapat menentukan dan mengukur besaran turunan? Kamu dapat
melakukan pengukuran dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Misalnya, menentukan kecepatan sepeda motor yang
mempunyai satuan m/s. Kamu dapat melakukan pengukuran langsung
yaitu dengan menggunakan spidometer, sedangkan pengukuran tidak
langsung menggunakan rol meter untuk mengukur jarak tempuh dan
stopwatch untuk mengukur waktu tempuh. Hasil bagi antara jarak tempuh
dengan waktu tempuh menghasilkan kecepatan. Kecepatan termasuk
besaran turunan karena satuannya diperoleh dari besaran pokok panjang
dan waktu.

1. Besaran Luas
Bagaimana kamu dapat menentukan luas sebidang tanah yang
bentuknya bujursangkar? Tentu kamu dapat menentukannya dengan
cara mengukur panjang sisi-sisinya kemudian kamu hitung dengan
rumus :
Luas = sisi x sisi

1. Persegi ( Bujur sangkar )
L = s x s
L = luas
s = sisi

2. Persegi panjang
L = p x l
L = luas
p = panjang
l = lebar

3. Jajar genjang
L = a x t
L = luas
a = alas
t = tinggi

4. Segitiga
L = ½ a x t
L = luas
a = alas
t = tinggi

5. Lingkaran
L = π x r2
L = luas
π = 3,14
r = jari - jari

2. Besaran Volume
Pernahkah kamu melakukan pengukuran volume suatu bidang
berbentuk kubus? Tentu kamu dapat melakukannya yaitu dengan cara
mengukur panjang sisi-sisinya kemudian kamu hitung dengan rumus:
Volume = sisi x sisi x sisi

1.Kubus
V = s x s x s
V = volume
s = sisi


 2. Balok
V = p x l x t
V = volume
p = panjang
l = lebar
t = tinggi

3. Silinder
V = π x r2 x t
V = volume
π = 3,14
r = jari - jari
t = tinggi

4. Bola
V = 4/3 x π x r3
V = volume
π = 3,14
r = jari - jari

5. Kerucut
V = 1/3 x π x r2 x t
V = volume
π = 3,14
r = jari – jari
t = tinggi

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur volume
zat padat secara tidak langsung, yaitu :

a. Menggunakan satu buah gelas ukur

Langkah yang harus kamu lakukan
sebagai berikut:
1) Letakkan gelas ukur di atas
permukaan yang rata misalnya,
meja
2) Isilah gelas ukur tersebut dengan
air kira-kira setengahnya. Amati
dan baca skala yang ditunjukkan,
nyatakan pengukuranmu sebagai
V1.
3) Masukkan zat padat yang
hendak kamu ukur ke dalam
gelas ukur tersebut. Amati dan baca skala yang ditunjukkan, nyatakan pengukuranmu sebagai
V2
4) Tarik kesimpulanmu untuk menyatakan volume zat padat tersebut
yaitu dengan cara menentukan selisih dari hasil kedua bacaan.
Volume zat padat = ( V2 – V1 ) ml

b. Menggunakan satu gelas ukur dan satu gelas berpancuran

Langkah yang harus kamu lakukan
sebagai berikut:
1) Letakkan gelas ukur dan gelas berpancuran
di atas permukaan yang rata
misalnya, meja.
2) Isilah gelas berpancuran tersebut
dengan air sampai batas lubang gelas
berpancuran.
3) Taruh gelas ukur tepat dibawah mulut
lubang gelas berpancuran.
4) Masukkan zat padat yang hendak
kamu ukur ke dalam gelas berpancuran
tersebut. Tentu air akan tumpah
menuju gelas ukur.
5) Amati dan baca skala yang ditunjukkan pada gelas ukur nyatakan
pengukuranmu sebagai volume zat padat yang diukur.